BAYANGAN PUTIH DAN SUARA CEKIKIKAN



2. Sekelompok hantu perempuan yang menyesatkan aku
  
    Pada waktu itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kalau tidak salah masih kelas 3. Pada malam itu ada tetangga yang punya hajatan. Karena keluarga terpandang, mereka mengadakan orgen tunggal untuk menghibur warga sekitar. Aku pun menonton berdua bersama temanku yang sebaya.
    Pada saat acara selesai kami pun pulang bersama. Tetapi rumah temanku tersebut lebih dekat daripada rumahku. Di jalan aku sudah berpikir bagaimana aku pulang nanti sendirian. Aku berharap ada yang jemput aku di ujung gang rumah aku. Namun aku juga berharap kalau saja ada orang lain yang jalanya searah dengan aku.
    Sampai pada gang yang pertama, aku sepintas melihat beberapa bayangan putih yang masuk ke gang itu. Aku juga mendengar suara cekikikan tawa permpuan yang seperti sedang bercanda. Ada keraguan dibenakku. Apa aku ikut bareng dengan mereka atau aku lewat gang satunya lagi yang kemungkinan ada yang jemput aku di ujung gang sana ?. Sedangkan gang tersebut memang terkenal angker karena ada pohon besar yang ada di tepi gang tersebut. Tetapi belum tentu juga ada yang menunggu aku di ujung gang yang satunya.
    Diantara keraguan tersebut aku harus cepat mengambil keputusan. Karena kalau tidak bayangan yang aku lihat tersebut keburu jauh.

Akhirnya aku putuskan untuk lewat gang tersebut dan berharap bisa bareng dengan rombongan yang aku lihat tadi. Dengan bergegas aku segera menyusul mereka masuk ke gang yang sangat gelap tersebut. Namun betapa terkejutnya aku ketika sudah masuk ke gang sekitar 50 meter. Aku tidak menemui siapa pun di gang tersebut. Hanya sunyi dan gelap yang ada. Aku baru sadar kalau bayangan yang aku lihat tadi bukanlah manusia, tetapi makhluk dunia lain. Aku segera berlari sekencang-kencangnya dalam gelap. Sampai aku jatuh bangun. Aku terus berlari dan berharap cepat sampai di rumah dan segera masuk rumah untuk berlindung.
    Namun ketika sampai rumah, kembali aku harus merasa ketakutan lagi karena pintu rumahku dikunci dari luar pertanda kalau tidak ada orang dirumah. Akhirnya aku hanya bisa duduk lemas didepan pintu rumah sambil menekuk wajahku diantara dua kaki. Aku memejamkan mata dan menutup telinga.
    Untungnya setelah sekitar 30 menit kemudian kakakku pulang sambil membawa kunci rumah. Dia bilang kalau dia menunggu aku di ujung gang yang satunya lagi..
    Sambil gemetar aku menceritakan kejadian yang baru saja aku alami..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar