Harimau Di Depan rumah

harimau didepan rumah, hemm sepertinya ini hal yang mustahil buat kalian yang mendengarnya tapi aku benar benar mengalaminya di suatu malam sekitar tahun 2010 lalu. hemm entah aku bermimpi apa sampai bertemu harimau waktu itu(sebenernya nggak bertemu tapihanya melihatnya saja). awal kejadian dimulai ketika aku pulang latihan beladiri sekitar jam 2 pagi dini hari, sewaktu perjalanan pulang aku diantar oleh taman dari tempat latihan sampai depan jalan raya di dekat rumah.

letak rumahku kebetulan masih cukup jauh dari jalan raya (sebenernya jalan kampung yang biasa dilewati angkot dikampungku).malam itu sangat sepi banget dan suasana cukup mencekam, seperti biasa aku pulang dari latihan membawa tongkat toya. sambil berjalan melewati gang ke arah rumah yang cukup gelap dan minim penerangan sambil memainkan toya yang ku bawa. greeek. . . . gerakan reflekku pun langsung terjadi(diam bbrp saat) ketika baru sampai 100 meter dari rumah terlihat sosok hewan hitam tingginya kira kira sepinggang orang dewasa yang berdiri tepat didepan jalan rumahku.

setelah bbrp detik diam aku mencoba mengamati binatang itu dan hrrr. . . . tubuhku mulai merinding dan sulit untuk bergerak(untung pada saat itu sosok binatang hitam itu nggak sedang menoleh ke arahku tapi menoleh ke arah berlawanan). tanpa berpikir panjang aku langsung berjalan mundur dam berbalik arah menuju ke tempat tetangnggaku untuk menginap di tempat tetangga. ketika dibukakan pintu tetanggaku heran kok tumben malam malam berkunjung?? setelah aku ceritakan tetanggaku pun menyuruh aku segera beristirahat di sofanya karena hari sudah cukup larut malam.

keesokan harinya aku pun pulang ke rumah dan sesampainya dirumah kuceritakan semua kejadian yang ku alami semalam, sambil bercerita aku pun mencari jejak harimau itu didepan rumah untuk memastikan apakah yang ku lihat kemarin benar sosok harimau. . . . . benar saja setelah aku cari ternyata ada bekas jejak harimau yang tergolong cukup baru dan arahnya menuju persawahan. dan menurut tetanggaku jalan didepan rumahku itu adalah salah satu rute jalan haimau jadi jadian yang biasanya membawa jasad mayat yang mati karena pesugihan(langsung berdiri semua bulu kudung ketika mendengar itu)

setelah kejadian itu akupun ketika latihan beladiri selalu membawa perlengkapan alat penerangan berupa senter agar mengantisipasi kejadian yang serupa. huft cerita yang cukup menegangkan di dalam hidupku. nantikan ceritaku selajutnya. . . . .

jika ada yang mau ikut menshare pengalamannya silahkan klik tab kirim cerita serammu di atas

jeritan kuntilanak di malam hari

hemm sebenarnya cerita ini sudah lumayan lama terjadi sekitar tahun 2010 lalu, malam itu aku dan teman teman belajar bela diri seperti biasanya yaitu berangkat jam 7 malam menuju lokasi latihan yang berada di sekitar masjid, kebetulan letak masjid berdekatan dengan pemakaman umum dan pepohonan bambu yang cukup rimbun. stelah sampai di lokasi latihan beladiri pun dimulai dengan gerakan pemanasan yang dilakukan sekitar setengah jam.

waktu terus berjalan. . . . .
setelah sekitar satu jam latihan bela diri berlangsung pelatihpun menyuruh kami beristirahat sejenak dan menyuruh kami mengambil air minum yang telah disediakan sebelumnya, setelah beristirahat kurang lebih seperempat jam latihan pun dimulai lagi dengan gerakan seman dan pemanasan lagi.

hal aneh mulai terjadi (terdengar suara jeritan wanita yang awalnya dekat lalu suaranya semakin menjauh), ya ketika latihan gerakan sedang dalam posisi badan terlentang dan semua memejamkan mata tiba tiba ada suara wanita yang tertawa sangat keras yang awalnya kencang lama kelamaan semakin pelan dan suaranya menuju ke arah pepohonan bamb yang cukup rimbun dan gelap. hemm awalnya saya dan teman teman serta pelatih mengira itu adalah suara serial dari televisi(kebetulan ada rumah warga yang berdekatan dengan tempat latihan), latihanpun dilanjutkan sampai selesai.

waktu menunjukkan pukul 10 malam ketika latihan beladiri berakhir. sebelum pulang seperti biasa saya dam teman teman berbincang bincang soal latihan tadi. hemm pertanyaan soal suara tertawa (hihihihihihihihihihi) sewaktu latihanpun ikut dibicarakan, awalnya yang kami kira itu suara itu dari televisi ternyata salah besar, (bulu kudukku pun serentak berdiri seakan sudah tau bahwa itu suara yang berasal darimana). saya dan salah satu temanpun ke tempat salahsatu rumah warga untuk bertanya apakah tadi mendengarkan televisi dengan keras dan ada adegan orang tertawa, uhhh sial bulukudukku semakin merinding saja ketika pertanyaan kami dijawab dengan kata(nggak saya nggak nyetel tv)

hemm pertanyaan besarpun muncul di pikiranku(hemm suara apa sih itu sebenernya?), setelah berbincang bincang lagi dengan teman teman akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan pembicaraan temtang suara misterius yang terdengar dilatihan. sesampainya dirumah terbenak di pikiranku(suara tadi apa suara kuntilanak yah? mirip banget sih seperti di TV suaranya hihihihihihihihihihihi), ah sudahlah daripada kepikiran terus mending aku akhiri ceritaku ini, sampa saat ini pun aku masih penasaran dengan suara tertawa itu.
itu ceritaku mana ceritamu??

Note: jika sobat ingin mengirimkan cerita misterinya dan ingin ceritanya terbit di blog ini silahkan sobat klik di tab kirim cerita seram diatas atau klik disini

Salah Mayat


Salah Mayat
Di daerah Kebumen ada dua orang gadis yang merantau ke Jakarta, sebut saja Surti dan Iyem. Sesampainya di Jakarta Surti dan Iyem bekerja menjadi pembantu rumah tangga, Surti di Pulo Gadung dan Iyem di Kemayoran. Surti beruntung punya majikan yang baik, lain hal nya dengan Iyem yang punya majikan galak dan suka memukul, akhirnya Iyem memutuskan untuk mencari pekerjaan baru.

Akhirnya Iyem dapat lowongan pekerjaan tapi Iyem bermasalah dengan KTP, KTP nya hilang, Iyem memutuskan meminjam KTP Surti, Iyem yakin tidak ketahuan karena ciri-ciri fisik mereka hampir sama. Saat Iyem hendak memfoto copy KTP, Iyem tertabrak truk bermuatan pasir, menyebabkan kepala nya pecah. Akhirnya dipulangkanlah jenazah Iyem ke Kebumen, tetapi polisi memulangkan jenazah ke tempat Surti, karena Iyem memegang KTP Surti. Orang tua Surti kaget anaknya meninggal dengan kepala yang hancur.

Aneh nya di desa itu banyak warga yang bertemu sosok Iyem, ada yang bertemu dia di kuburan Surti (padahal itu mayat Iyem), ada warga yang bertemu Iyem sedang menangis di jalan, tetapi dengan santai nya warga menyapa, "Yem sudah pulang ya? kapan sampai?" tetapi Iyem diam saja. Orang tua Iyem kaget mendengar banyak warga yang bertemu Iyem.

Saat tengah malam ibu nya Iyem buang hajat (kalau di desa toilet nya di kebun), tidak sengaja ibu nya Iyem mendengar suara tangisan. Penasaran dengan suara itu dicarilah sumber suara itu. Dari kejauhan ibu nya Iyem kaget melihat anak nya yang sedang menangis di pinggir sawah dengan berlumuran darah, ibu nya langsung berlari melewati jalan setapak di pinggir sawah. Begitu sampai disitu Iyem menghilang,

Di hari kelima Iyem meninggal, Surti pulang ke Kebumen. Dia pulang karena perasaan yang tidak enak dan tidak ada kabarnya Iyem (maklum jaman dulu HP masih mahal jadi jarang yang punya). Sesampainya Surti sampai di Kebumen malam hari, Surti kaget di rumahnya ada tahlil an. Pas Surti mengucapkan salam, sontak warga kaget dan pergi kocar-kacir. Akhirnya Surti menceritakan semua nya, dan Surti kaget Iyem meninggal begitu tragis.

Cerita Kereta Hantu


Aku terkantuk-kantuk disudut bangku stasiun tua. Disebuah kota kecil yang kuno. Kota lama di perbatasan ibukota. Senyumku lama menghilang. Betapa tidak? Nyaris dua jam aku menanti kereta terakhir tiba. Lelah setelah seharian membantu keluarga sahabatku yang mengadakan pesta tunangan dengan kekasihnya. Berkali-kali mataku melirik jam tangan.

Hatiku lelah sudah. Jadwal kereta api negeri ini sudah kadung semrawut. Masyarakat hanya mampu menggerutu untuk setiap keterlambatan datang dan perginya kereta. Tak mampu berbuat lain. Para pejabat berwenang agaknya sudah lama terkena penyakit tuli. Hingga suara masyarakat pemakai jasa setia kereta apipun tak lagi terdengar. Aku menghela nafas berkali-kali. Malam makin larut. Sudah jam sembilan ! Astaga, aku nyaris berdiri saking kagetnya. Mundar mandir tak karuan. Baru kusadari sekelilingku mulai sepi. Beberapa orang yang tadi tampak masih menunggu sepertiku, entah kemana perginya. Mungkin mereka pulang lagi. Atau ke kamar kecil. Penjaja makanan juga sudah sejam lalu membereskan dagangannya dan kembali pulang. Berarti sekarang tinggal aku sendirian di stasiun kecil ini.

Aku menoleh berkeliling. Sepi. Tiba-tiba dari arah belakang ada suara serak menegur. Membuatku nyaris terperanjat. Lho, tadi tak ada siapa-siapa? Seorang kakek berseragam pegawai kereta api tersenyum seraya mengepulkan asap rokoknya. Perlahan menghampiriku. Matanya menyipit memperhatikanku. Aku samasekali tak gugup, meski sempat kaget tadi. Dia tersenyum menganggukan kepala.

“Masih bertahan menunggu keretanya, mba?” tanyanya dengan suara serak yang lembut. Aku tersenyum. “Ya, pak. Soalnya cuma naik kereta saya bisa sampai dengan cepat kerumah. Kendaraan umum malam begini sudah jarang. Dan kurang aman” jawabku. Dia mengaggukan kepala. Lalu memandang jauh kearah lajur datangnya kereta. Pandangannya tampak menerawang jauh. Sejauh pandangannya. Wajahnya tampak pias. Terbatuk kecil di berkata lagi.

”Mba, mungkin sebentar lagi kereta terakhir akan tiba. Tenang saja. Pasti mba akan segera sampai kerumah dengan selamat. Kereta terakhir ini sudah lama tak beroperasi. Tapi kecepatannya tak kalah dengan yang biasa beroperasi”

Aku merasa heran. Memang kereta seperti apa yang akan membawaku pulang ini? Apa bukan yang biasa?

Seolah mengerti isi benakku, si petugas stasiun ini tertawa kecil. ” Keterlambatan ini memang karena kereta terakhir biasa ada sedikit masalah, mba. Jadi kami sedang mencoba mengoperasikan kembali yang lama. Tak perlu banyak tanya, mba. Naik saja dengan nyaman. Dan selamat berkumpul kembali dengan keluarga”, jelasnya sambil melengos pergi. Aku hanya menganggukan kepala. Lalu menatap kepergiannya sampai membelok kepintu samping.

Kini aku benar-benar sendiri. Menunggu kereta terakhirku. Mata yang kantuk kucoba menahannya sekuat mungkin. Aku berjalan mundar mandir. Beberapa saat kemudian telingaku seperti mendengar peluit dikejauhan.

Peluit? Tak sempat berfikir lebih jauh, buru-buru kukemasi barangku yang terdiri dari ransel, payung dan jacket malam serta topi pet pemberian abangku. Benar saja, dikejauhan tampak sebuah sosok hitam muncul. Derunya menggetarkan jantung. Rel-rel kereta didepanku seolah bersiap-siap untuk menyambut kereta yang sempat membuatku marah karena keterlambatannya yang tak kira-kira ini. Meskipun tentu saja bukan keretanya yang salah. Tapi faktor human errornya. Aku merasa sedikit aneh. Kereta yang pelan-pelan tiba dihadapanku ini agak lain dari yang lain. Tampak berkilau. Seluruhnya berwarna hitam berkilau. Baru kali ini kulihat dengan jelas sosoknya. Tampak seperti sepur jaman dulu kala.

Aku ternganga. Ini sih memang sepur jaman kemerdekaan seperti yang sering kubaca dibuku atau kulihat di film-film. Astaga ! Jadi ini kereta terakhirku? Oh no ! tidak. ih serem. Mana mungkin aku mau naik kereta jaman silam ini. Tak berlampu pula. Masinisnya mana? Penumpangnya? Astaga. jangan-jangan cuma aku sendiri. Aku melangkah mundur menjauhi keretaku. Kereta itu tampak anggun menunggu. Aku masih ternganga memperhatikan benda hitam didepanku ini. Naik tidak, naik tidak? batinku bertanya ragu. Akhirnya aku berlari kecil menuju pintu samping. Barangkali petugas kereta itu masih ada. Aku akan minta pendapatnya. Tapi pintu itu telah terkunci. Aku sedikit panik. Tak lagi bisa keluar dari stasiun ini. Sungguh aneh. Menurut beberapa petugas stasiun yang biasa aku temui, biasanya sepi atau ramainya penumpang terakhir, pintu gerbang samping stasiun tak pernah dikunci. Tetap dibiarkan terbuka. Karena memang tak ada kuncinya, alias sudah lama tak pernah dikunci. Entahlah..aku merasa sedikit merinding.

Kereta itu tampaknya akan segera meninggalkanku. Aku bingung. Kalau tak naik berarti aku akan disini sampai pagi. Kalau ada orang jahat bagaimana? Aku jadi gelisah. Akhirnya dengan berdoa aku naiki sepur aneh itu. Sedikit kaget karena dipintu kereta ternyata ada petugas berdiri tersenyum. Astaga, nyaris jantungku copot. Aku tak membalas senyumnya. Hanya memberikan karcis kereta tanpa sadar meski dia tak menagihnya. Wong aku baru naik. Tapi aku sudah tak sabar lagi ingin cepat agar kereta ini berangkat. Digerbong yang kumasuki, ternyata ada beberapa orang tampak tertidur. Pakaian mereka tampak lusuh. Aku menarik nafas lega. Setidaknya aku tidak sendirian di gerbong aneh ini. Tak ada lampu, Hanya pelita kecil berkelip-kelip disudut gerbong. Aneh ! benar-benar seperti kembali keabad lalu. Sempat terfikir aku setengah memasuki lorong waktu. Kutepis pikiran gila itu. Lelah membuat fikiranku mulai tak waras agaknya.

Kuletakkan ranselku didekat kaki. Lalu kusandarkan kepala dikaca jendela. Memandang keluar. Ke peron yang sepi. Kereta mulai berjalan perlahan. Tiba-tiba aku melihat si kakek petugas stasiun nampak duduk di bangku ujung dekat pintu samping tempat dia menghilang tadi. Kami saling tatap. Kulihat dia melambaikan tangannya dan mengacungkan jempol sambil tersenyum. Aku hanya mampu terpana sambil terus memandangnya semakin menjauh. Aku merasa benar-benar aneh malam ini. Halusinasikah? Baru kusadari sepertinya aku memang belum pernah melihat petugas itu sebelumnya. Siapa dia? petugas barukah? entahlah, aku mulai didera lagi kantuk yang tadi sempat menyerangku berkali-kali. Rasanya aku mulai tertidur.

Aku terbangun karena pundakku serasa didorong-dorong. Aku mengerjapkan mata dan terduduk. Kulihat petugas kereta tersenyum padaku. “Sebentar lagi sampai, mba. Siap-siap ya. Jangan ada yang ketinggalan” bisiknya perlahan. Kuucapkan terimakasih. Ah, rasanya baru saja aku tertidur sebentar, tahu-tahu sudah sampai. Diluar tampak lampu-lampu kota.

Keretapun memasuki stasiun kotaku. Suasana stasiun sama sepinya malam ini. Yah tentu saja, jam segini siapa pula yang akan naik kereta? batinku kesal. Seharusnya aku sudah sampai rumah jam tujuh tadi. Kubersiap turun. Sempat kulirik arah kursi yang selagi aku naik, masih ada penumpangnya. Tapi kursi itu kosong. Tak ada penumpangnya yang terdiri dari seorang ibu tua, seorang anak kecil dan seorang gadis muda. Kemana mereka? Sudah lebih dulu turunkah? Ah, masa bodolah.

Di pintu kereta sempat kutanyakan pada petugas. Kemana penumpang-penumpang yang tadi satu gerbong bersamaku.

Petugas itu tersenyum. “Mereka tidak turun kemanapun , mba. Mereka adalah penumpang abadi kami. Seperti juga saya petugas abadi kereta ini sejak lama. Hanya dikereta ini kami bertugas dan berjaga. Dan menjemput penumpang yang kemalaman, tapi masih setia menunggu kehadiran kami untuk membawa kembali kekeluarganya”.

Mendengar penjelasannya, aku seperti merasakan ada sesuatu yang tak beres. Tapi logikaku lebih mendominasi.

“Apa mereka keluarga bapak, atau masinisnya?” tanyaku iseng. Dia cuma tertawa.

“Mereka dan saya adalah petugas khusus yang mengurusi kereta ini bagi penumpang yang sabar menunggu hingga larut. Penumpang seperti itu adalah bagian kami. ” ujarnya tersenyum. Mengulangi lagi penjelasannya.

Aku masih tak memahami. Tapi petugas itu segera mendorongku keluar. Aku nyarus terjungkal. Baru saja kakiku menginjak lantai peron, aku terkejut setengah mati karena kereta tiba-tiba langsung berangkat dengan kecepatan tinggi. Nyaris terbang. Aku menjerit kecil. Jantungku rasa lepas. Kakiku lemas tak terkira. Aku terduduk di lantai peron. Tak mampu berdiri. Rasanya ingin berteriak. Tapi mulutku terkunci. Semakin terkejut karena tanganku seolah ada yang menarik untuk berdiri. Aku melongo, ternyata abangku yang tampak pias . Aku amat lega. Aduh aku ketakutan sekali tadi melihat kereta ajaib itu kabur begitu saja. Serasa mimpi rasanya. Abangku tak mengatakan sepatah katapun sementara aku bercerita. Membimbingku berjalan melewati lorong stasiun hingga pintu keluar. Kotaku selalu ramai duapuluhempat jam. Masih banyak orang nongkrong-nongkrong di warung kopi sekitar stasiun.

Abangku hanya bertanya apa aku baik-baik saja? Aku menganggukan kepala. Tenggorokanku rasa kering. Abangku pergi kesebuah warung dan membelikanku minuman dingin. Tenggorokanku terasa lega.

Abangku hanya bertanya apa aku baik-baik saja? Aku menganggukan kepala. Tenggorokanku rasa kering. Abangku pergi kesebuah warung dan membelikanku minuman dingin. Tenggorokanku terasa lega.

“Aku tak bisa mengantarmu sampai rumah, karena aku mau kerumah bude. Numpang nginap karena besok ada ujian skripsi. Aku takut kesiangan. Jadi kau pulang sendiri ya. Dekat ini kan?” kata abangku seraya memberiku ongkos pulang. Aku jadi kesal. Kok sempat-sempatnya menjemputku, tapi tak mau mengantarku pulang sekalian? protesku.

“Dari tadi aku menunggumu. Ternyata keretamu telat ya. Aku sungguh harus segera pergi. Itu ada angkot. Cepatlah naik.” Badanku didorongnya masuk angkot tanpa mau mendengarkan penjelasanku. Abangku melambaikan tangan saat angkot berangkat.

Lima menit kemudian, aku sudah sampai halaman rumah. Ayah ibuku sudah duduk diteras depan. Mereka segera menyambutku dan sibuk bertanya mengapa aku begitu terlambat. Aku jelaskan sambil berjalan masuk rumah. Sempat kulihat wajah kedua orangtuaku pias. Lalu saling lirik satu sama lain. Aku merasa konyol telah menceritakan semua pengalaman anehku distasiun malam ini. Tapi orangtuaku tak bertanya lagi. Mereka menyuruhku segera mandi dan istirahat. Aku merasa kebetulan tak lagi ditanya-tanya. Segera kuganti baju tanpa istirahat lagi, mandi dan berganti pakaian. Duduk dikamar sendiri, merenungi pengalaman tadi. Entah kenapa perasaanku menjadi tak enak hati. Aku merasa tak percaya seperti yang kulihat diwajah orangtuaku tadi. Setelah mandi fikiranku agak segar. Namun aku sempat merinding dan tak percaya bahwa yang kunaiki tadi adalah sebuah sepur jaman dulu. Masa kereta seperti itu masih beroperasi sih di jalur kereta ibukota?

Aku keluar kamar dan menghampiri kedua orangtuaku yang sedang asyik nonton tivi. Ibuku bertanya apa aku baik-baik saja. Aku hanya mengangguk lalu mulai bertanya tentang pengalamanku yang aneh itu. Apakah aku memang tidak sedang bermimpi? Ayah menepuk pundakku. Lalu berdehem. ” Sepertinya kau termasuk salah satu orang dikota ini yang akhirnya terpilih untuk ikut menikmati kereta hantu itu, nak”, jawab ayahku tenang. Tapi aku melotot mendengar jawabannya. Kereta hantu? Mana mungkin aku bisa naik kereta hantu? Itukan hanya cerita karangan masyarakat saja yang pernah aku dengar sebelumnya.

Ayah melanjutkan. ” Dulu Erry abangmu juga sempat mengalaminya. Itu saat dia masih SMA loh. Maka sekarang dia faham apa yang terjadi padamu. Tak mungkin kau naik kendaraan umum setelah lewat jam delapan belum pulang. Pasti kau nekad menunggu kereta. Maka dia mungin berinisiatif menjemputmu. Mengingat pengalamannya dulu, mungkin dia takut kereta hantu itu akan menjemput adiknya pula. Dan ternyata perasaannya tepat, bukan?

“Tapi dia mengatakan akan kerumah bude yah. Jadi aku disuruh pulang sendiri.” gerutuku.

”Ya, memang. sekalian jalan , jawab ayah santai. Ibu tertawa. Yang penting kau selamat nak. Lain kali jangan terlalu larut pulang. Terutama penggemar kereta sepertimu. Ingat nak, kereta terakhir itu sudah jadi legenda dikotanya sebagai pengantar terakhir orang-orang yang kepulangan malam. Tanya saja abangmu nanti kalau dia sudah pulang.”

“Ah, kereta itu bukan kereta hantu, ayah. Petugasnya sendiri yang cerita padaku bahwa itu kereta sengaja dioperasikan karena kereta lainnya sudah tidur semua malam ini”, jawabku mangkel. Ibu cekikikan sambil mengelus tanganku. Ayah tetap tenang dengan cerutunya.”

Petugas yang kau temui sudah almarhum, nak. Itulah mengapa dia masih ada disekitar situ malam begini. Percayalah nak, hal-hal seperti ini bukan yang pertamakalinya. Hanya saja kau terlalu percaya diri. Terlalu asyik dengan duniamu yang realistis. Tak mampu menangkap pesan alam yang disampaikan udara malam”, jelas ayahku membuatku makin keki. Ah, ayah dari dulu kebanyakan berkhayal. Hingga lebih sering menakut-nakuti anaknya yang mencoba berfikir secara logika. Ayah adalah seorang dalang yang juga penyair setingkat kecamatan.

Sedangkan ibuku sinden terkenal dikota kelahirannya dulu. Namun aku tak ingin ikut pola pikir mereka yang suka menghubungkan segala sesuatunya dengan hal-hal yang diluar nalar. Aku bergegas masuk kamar setelah pamit pada kedua orangtuaku.

Diranjang, aku berfikir keras. Benarkah pengalamanku ini, ya Gusti? Ah, baru kali ini aku tak sabar menunggu kepulangan abangku. Selama ini aku tak pernah menggubris cerita tentang kereta hantu yang konyol itu. Padahal sudah lama terdengar dari mulut kemulut. Termasuk kisah abangku yang sebenarnya justru tak pernah diceritakannya padaku. Aku justru baru tahu dari penuturan ayah tadi. Lalu aku terkenang kembali tentang petugas yang datang dan pergi tanpa jejak itu. Tentang pintu gerbang yang tiba-tiba terkunci. Hingga aku tak bisa melarikan diri keluar stasiun saat takut melihat bentuk kereta yang akan membawaku pulang. Aku tersentak. Ya, kereta itu memang layak diberi julukan kereta hantu karena aneh bentuknya, dan tiba-tiba pergi dengan kecepatan tinggi begitu saja setelah mengantarku. Juga penumpang dan petugas kereta dengan ceritanya yang mendirikan bulu romaku sekarang. Mereka adalah penumpang dan petugas abadi? Astaga, berarti mereka juga hantu dong. Aku tiba-tiba merasa merinding juga malu sendiri karena merasa logikaku mulai goyah. Setelah kurangkai-rangkai kejadian di stasiun tadi, rasanya aku mulai mempercayai apa kata ayah. Yang kunaiki kereta hantu! Aku mengkerukan kening tak habis fikir. Soalnya semua tampak begitu nyata, terlepas dari yang aneh-anehnya tadi.

Jadi malam ini aku telah menaiki kereta hantu, dengan penumpang hantu dan petugas hantu? Kecuali aku sendiri yang manusia?. Aku masih tak mampu percaya. Namun toh sejak saat itu aku nyaris tak pernah pulang malam dengan kereta lagi. Cukup naik kendaraan umum saja. Naik kereta hanya kalau hari masih siang atau sorei. Good bye kereta hantuku. Good bye Sepur jadulku! Semoga itu benar-benar kereta hantu terakhirku.
forumkami.net

Hantu Gentayangan di Sekolahan Bekas Kuburan


pocong sekolahan
Hantu Gentayangan di Sekolahan Bekas Kuburan
Cerita ini berawal sekitar tahun 1998 di kota Jepara, sewaktu Rudi bekerja di sebuah PTS di kota Kudus. Dia sebagai staf kantor. Kebetulan karena belum mendapatkan tempat kos, Rudi disarankan atasannya tinggal di kantor. Ada 2 kamar yang bisa dipakai, selain kamar yang ditempatinya bersama teman sekerja, Kasno, kamar satunya dipakai Bu Isa, tukang bersih-bersih kantor.
Hari pertama tidur di mes, tahu-tahu Rudi sudah mengalami kejadian aneh. Waktu tengah malam dia mendengar langkah kaki berat berjalan dan seperti berdiri di depan kamar. Disusul suara seperti orang berdehem. Membuat malam itu terasa gerah.

Pagi harinya ketika kejadian semalam ditanyakan bu Isa dan dan Kasno jawabannya ternyata pendek saja, “Oh, Pakdhenya datang,” komentar mereka. Hari berikutnya terus terjadi keanehan yang sama, ketika ditanyakan
Kasno setengah mendesak, dengan enteng dijawab yang disebut Pakdhe itu genderuwo! Spontan Rudi kaget mendengar nama genderuwo.

Malam berikutnya, sekitar jam 02.00 Rudi tidur di luar karena di dalam terasa panas. Waktu tidur dia diganggu suara besi di pukul-pukul “teng teng teng” membuatnya terbangun untuk mencari asal suara tersebut. Sepertinya suara di lantai 2, sehingga dia menuju arah suara tersebut.

Tepat di pojok ruang di bawah remang-remang lampu dilihatnya sebentuk warna putih tegak sedang berdiri. Penasaran dengan apa yang dilihatnya, sosok itu didekati, setelah jelas Rudi langsung berjingkat. Sosok yang ada dihadapannya itu ternyata pocongan ! Terlihat jelas sosok itu menatap ke arahnya.

Spontan Rudi lari terbirit-birit masuk kamar. “Aku melihat sebentuk pocongan anak-anak tapi lama kelamaan menjadi besar. Benar-benar gila,” ujarnya kepada Kasno. Jawaban tentang hantu-hantu yang tiap malam berkelana dalam kantor, baru dapat ditemukan pada esok harinya.

Saat jalan di belakang gedung sekolah dia melihat di tengah lapangan yang di paving ada cekungan yang berderet-deret sejajar. Dia lalu bertanya pada Bu Isa, barulah ditemukan jawaban jelas, jika gedung sekolah yang dihuni sebelumnya bekas tanah pemakaman. Bu Isa dan Kasno sendiri sudah terbiasa tinggal di tempat itu, sehingga tidak begitu mengubris kalaupun ada kejadian aneh.

Setelah mendengar penuturan itu sekujur tubuh Rudi langsung lemas. Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena kenyatannya lahan kuburan telah berganti gedung sekolah yang megah. Menurut penuturannya hantu-hantu itu sampai sekarang masih bergentayangan. Namun, dia sudah lama tidak berkeja di sekolahan itu lagi.
forumkami.net

Di kamar Kantor Ktmu Sosok Mengerikan . ( Nyata )

Tepatnya Di bulan Puasa ini.
pada waktu itu sepulang kerja shift 2 kira jam 11 malam. Teman saya ber inisial " W"  istirahat di kamar kantor sendirian.

 jam terus berputar.........

 
Kira-kira jam 02.00  ketika mau sahur di balik jendela kamar kantor ada sosok mengerikan. dia dengan kepala rusak sebagian. teman saya kaget ( sadar ngk sadar )  berusaha untuk menutup jendela tersebut. Tapi ngk taunya malah saling tarik menarik  untuk buka tutup jendela kamar tersebut.

Dengan perlindungan Allah SWT teman saya langsung mengucapkan astofirullah 3X. Sosok yang Mengerikan tersebut hilang dengan sendirinya.

itulah Cerita singkat form teman aq.

Tunggu Cerita Setan episode selanjutnya...............

By: Heazbay

Misteri Gunung Gede Pangrango

Misteri Gunung Gede Pangrango


Kadangkala pendaki yang berada di kawasan alun-alun Surya Kencana akan mendengar suara kaki kuda yang berlarian, tapi kuda tersebut tidak terlihat wujudnya. Konon, kejadian ini pertanda Pangeran Surya Kencana datang ke alun-alun dengan dikawal oleh para prajurit. Selain itu para pendaki kadang kala akan melihat suatu bangunan istana.
Alun-alun Surya Kencana berupa sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl, di sebelah timur puncak Gede, merupakan padang rumput dan padang edelweiss. Surya Kencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin. Pangeran Surya Kencana memiliki dua putra : Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi.
Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Surya Kencana. Beliau bersama rakyat jin, menjadikan alun – alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.
Petilasan singgasana Pangeran Surya Kencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang Gading. Sumber air yang berada di tengah alun-alun, dahulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi.
Di dalam hutan yang mengitari Alun-alun Surya Kencana ini ada sebuah situs kuburan kuno tempat bersemayam Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi yang menguasai Jawa Barat, terjadi peperangan melawan Majapahit. Selain itu Prabu Siliwangi juga harus berperang melawan Kerajaan Kesultanan Banten. Setelah menderita kekalahan yang sangat hebat Prabu Siliwangi melarikan diri bersama para pengikutnya ke Gunung Gede.
Sekitar gunung Gede banyak terdapat petilasan peninggalan bersejarah yang dianggap sakral oleh sebagian peziarah, seperti petilasan Pangeran Suryakencana, putri jin dan Prabu Siliwangi. Kawag Gunung Gede yang terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh Embah Kalijaga. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga) yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.
Eyang Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas. Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/ makam Eyang Haji Mintarasa.
Pangeran Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi manusia.

Tol cipularang dengan cerita mistisnya


tol cipularang
Kisah Misterius Tol Cipularang Paling Populer...
Pada suatu hari ada sekeluarga pergi ke bandung.Keluarga tersebut terdiri dari ayah,ibu dan 1 orang anak yg masih berumur 8 thn an.Mereka berangkat dari jakarta sekitar jam 9 an,malam sabtu.Nah tiba2 anaknya kebelet kencing ampe aduh2an..
Bapaknya bilang “udah nanti aja pas di pintu tol, disini gelaap!”.tp krn anaknya gk kuat,berhentilah mereka. lalu turunlah anak itu,sambil ibunya bilang…
“jgn jauh2 y nak..” , iya.. sahut si anak”
Tp kedua org tuanya merasa kok anak ini smakin jauh dan menjauh jalannya..
“eh jangan jauh2..,d depan mobil aja!” kata si ibu. lalu sahut anaknya..iya mah..!”
lalu tak lama kemudian anak itu..balik k mobilnya dan duduk d belakang,sambil ayahnya bilang…
“kamu nih gimana sih..,kencing kok jauh2 amat..”
“malu pah..,diliat orang”
Setelah mereka sampai di bandung ,orang tuanya melakukan aktifitas biasa selama 2 hari hingga hr minggu. Kaya belanja,makan, mandi, tidur dll pokoknya liburan lah. tp dsela2 liburan mereka, orangtuanya rada2 melihat kejanggalan dr anaknya.Yg biasa anaknya ingin berenang di hotel, ini tidak. Dan anaknya terlihat murung, pucat dan berubah jd diem..tidak seperti biasanya.
“kamu sakit..??” tanya si ibu,tp anaknya dieeemm aja…
Akhirnya ayahnya memutuskan untuk pulang ke jakarta , dr rencana sebelumnya hingga hari senen,akhirnya pulang hari minggu. Di dalam perjalanan pulang sekitar jam 10 an…kembali si anak kebelet kencing sampe aduh2an…
“aduh pah..kencing. .,papah kenciiing..” kata si anak
Akhirnya mereka berhentilah kembali.Anehnya mereka berhenti di KM yg sama seperti anaknya kencing sebelumnya, hanya saja di jalur yg berbeda.Tetapi kali ini si anak tidak balik2 ke mobil..,sehingga membuat bingung orang tuanya.
Setelah mereka menunggu 1 jam di pinggir tol,akhirnya mereka melapor ke petugas melalui no.tlp pengaduan tol. Dalam percakapannya di tlp, petugas memberikan ciri2 pakaian si anak tersebut… dan ternyata benar!.
Akhirnya kedua orang tua tersebut langsung menuju pos tersebut,sambil ter heran2..“kok bisa ada disanaa..,kata ayahnya..”sesampainya di pos, ibunya langsung memeluk erat anaknya..dan memarahinya
“kamu kemana sih! kok tiba2 dsini..”
“loh..! mamah yang kemana aja…aku ditinggal,aku teriak2 mamah gk denger..!” sambil nangis..
And guess what..!, Petugas polisi berkata..
“bu jangan dimarahi bu,anak ibu sudah di kantor kami selama 2 hari sejak hari jumat malam..”
seketika ibu dan ayahnya duduk lemas dan saling memandang..
Ternyata pada waktu anaknya kencing dalam perjalanan ke bandung ,
dia hanya kencing di samping kiri mobil di balik pintu belakang,
tetapi ibu dan ayahnya melihat dia berjalan di depan mobil dan menjauh..,
setelah balik anak yg masih kencing ditinggal begitu saja..sampai anaknya teriak2 tp tidak terdengar..
“Pertanyaannya, lalu siapa yang ikut ke bandung ???”
buat lihat sumber tulisan Tol cipularang dengan cerita mistisnya klik disini

Menguak Misteri Orbs,Ectoplasma dan Vortex


Menguak Misteri Orbs,Ectoplasma dan Vortex
Tapi tahukah kamu apa itu orbs,ectoplasma dan vortex? Simak yuk..

1.Orbs
orbs

Orbs adalah pemunculan pertama dari Jin. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Jin terbuat dari Api yang sangat panas , maka apabila terjadi aktivitas mahluk tersebut dan cukup energy untuk mempengaruhi kelembaban udara , maka akan muncul titik – titik seperti air di atas . Untuk level orbs seperti ini , bisa dikatakan kekuatan mereka ( jin ) tidak begitu kuat . Tetapi mereka sudah cukup kuat untuk memberikan halusinasi pada manusia , berupa bayangan apapun yang manusia takuti.”

Banyak yang tidak yakin bahwa bola-bola bulat yang terdapat dalam gambar/foto itu sebagai penampakan. Ehm, saya juga tidak yakin seratus persen kalau bulatan yang disebut sebagai pemunculan pertama dari Jin ini. Banyak yang mengatakan kalau Orbs dalam foto itu hanyalah efek yang dihasilkan dari karena tidak beresnya lensa atau kotornya lensa. Pada teknologi fotografi digital khususnya untuk penggunaan kamera ultra compact, orbs disebut juga sebagai orbs backscatter.

Orbs backscatter bisa dihasilkan dari partikel-partikel seperti debu, bubuk dan partikel cair yang jatuh seperti misalnya derai air hujan. Maka dari itu kita sering menganggap bulatan-bulatan yang terdapat di beberapa foto kita itu karena kotornya lensa kamera. Tapi ternyata bulatan-bulatan itu ternyata adalah penampakan hantu.

Dikatakan kalau mengambil gambar orbs ini sangat gampang. Kita hanya datang ke tempat yang dianggap angker dan memotret ke sembarang arah. Orbs pun akan terlihat di foto yang dihasilkan kamera. Dijelaskan lagi, karena Orbs ini bergerak dengan cepat maka tidak semua kamera bisa menangkap keberadaan Orbs, hanya kamera dengan resolusi tinggi yang mampu menangkapnya. Orang-orang yang memiliki kekuatan/kemampuan lebih bisa melihat Orbs tanpa menggunakan media kamera.
sumber klik disini

2.Ectoplasma
Ectoplasma

Ectoplasma adalah tahapan kedua pemunculan Jin . Kekuatan mereka sudah cukup untuk memadatkan dan menyatukan uap air di udara sehingga cukup untuk membuat bayangan asap dan memanjang seperti gambar di atas . Kekuatan mereka berasal dari ketakutan manusia dan dari manusia yang menyembah mereka seperti , tukang minta-minta nomor pada setan atau dari mereka yang suka meberikan persembahan berupa suguhan suguhan kepada mereka . Tetapi sesungguhnya , bukanlah pengaruh dari suguhan yang manusia beri , tetapi pengaruh dari energy manusia itu sendiri yang memohon pertolongan dan perlindungan dari mereka itu .

Tahapan pemunculan kedua dari Jin ini sudah memiliki kekuatan lebih besar dari Orbs.

Pernahkah kamu melihat hasil dari foto kamu terlihat asap putih? Nah, asap putih itulah yang disebut Ectoplasma. Kekuatan dari Ectoplasma ini lebih besar dari Orbs. Ectoplasma sudah cukup untuk menggerak-gerakkan benda-benda ringan dan kecil.
sumber klik disini

3.Vortex
vortex


Vortex adalah tahap ketiga pemunculan Jin . Mereka memiliki kekuatan dengan level energy seperti ini dikarenakan kerjasama dengan manusia dalam bentuk sihir . Manusia yang mempelajari ilmu sihir , baik itu teluh , santet , ilmu kutuk , guna-guna , menyilap pandangan mata , susuk , ilmu ilusi seperti tali berubah menjadi ular dan sebagainya , pesugihan ( karena terus disembah oleh manusia ) , itu memerlukan kerjasama yang sangat mendalam dengan mahluk Jin seperti ini . Setiap hari energy manusia akan mereka serap , sehingga cukup untuk membuat mereka mampu memasuki dimensi manusia secara nyata . Tidak perlu lagi mereka mengirimkan sinyal ke otak manusia , karena mereka bisa mewujudkan diri kapan saja dan dimana saja dalam waktu tidak terbatas siang atau malam . Mereka mampu menggerakan benda benda yang lebih besar dan lebih berat , mampu mengapungkannya , tertangkap kamera , dan melakukan kegiatan- kegiatan horor lain yang benar benar menyeramkan dan menakutkan.

Seperti apa tampilan Vortex itu dalam tangkapan kamera? Jika Orbs hanya berupa bulatan-bulatan putih dan Ectoplasma berwujud asap putih, Vortex wujudnya cenderung lebih sempurna.
sumber klik disini

Cerita Hantu: Melihat Hantu di Depan ATM


ceritah hantu
Cerita Hantu: Melihat Hantu di Depan ATM. Hari Selasa malam bulan November 2002 kemarin, aku baru saja melihat hantu di depan ATM. Ceritanya begini: Malam itu sekitar pukul 8 malam, aku habis duduk-duduk di kampusku bersama sejumlah teman.

Tak terasa ngobrol ngalor-ngidul, jam menunjukkan pukul setengah sembilan malem. Kita bubaran dan janjian ketemu besok. Aku pulang bareng temen yang bawa motor. Berhubung motornya tuh diparkir di sebelah ATM, aku dan temenku jalan ke sana buat ambil motor.

Pas sampai di depan ATM itu, saya melihat ada cewek berbaju merah berambut pendek sedang berdiri di depannya. Trus sebelahnya lagi, ada cewek rambut panjang pake celana jeans sama hem kuning. Kulitnya putih pucat, aku pikir orang indo, turunan asing gitu. Tapi yang aneh lagi, kulitnya itu lebih putih daripada tembok. Masa ada orang yang seperti itu???.

Seremnya lagi, cewek itu badannya nempel ke kaca pintu ATM sambil matanya melotot dan lidahnya terjulur. Waktu itu aku gak ngerti kalau itu hantu, jadi matanya kuliatin terus. Nggak disangka, matanya wanita itu terus dan makin mendelik ke arah aku. Aku langsung buang muka sambil memegang tangan teman yang jalan di sebelahku. Tapi aku gak berani cerita apa-apa sama dia. Dan kita pulang kayak nggak terjadi apa-apa.

Lalu esoknya, aku ngobrol sama temenku yang bersamaku tadi malam. Nggak sengaja, aku inget cewek yang tadi malem itu. Aku bilang gini,”Cewek yang tadi malem itu ya kok nakutin sih, kok ada ya orang seperti itu”. Lalu temenku tanya cewek yang mana, dan kubilang cewek yang di depan ATM tadi malam. Terus temenku bilang,”Oh.. cewek yang baju merah kemarin itu kan”. Aku menyanggah lagi dengan ngomong bahwa cewek nakutin itu bukan yang berbaju merah, tapi cewek satu lagi yang di sebelahnya, yang berambut panjang, yang kemarin melotot dan lidahnya terjulur. Tapi anehnya, temenku itu malah bilang kalo cewek yang tadi malem itu sendirian, nggak ada siapa-siapa lagi di sana. Aku sempat eyel-eyelan dengan temanku, malah dia bilang aku yang agak sinting. Setelah itu, aku baru ketakutan.

Sejak kejadian itu, kalau lewat depan ATM kampus, aku nggak pernah noleh-noleh lagi. Lurus… aja. Tapi yang aneh ya itu, Selasa malam ditakutin, Rabu siang baru takut. Aneh ya, aku gak tau sih kalo itu hantu. Tapi kalo ketemu lagi, aku bakalan lari kenceng-kenceng.

forumkami.net

ANGKOT SETAN (kisah nyata)


Kisah ini teRJadi di DaeRah SukohaRJo, Kabupaten SukohaRJo, Propinsi Jawa Tengah.......... Pada Hari Minggu, 14 FebRuaRi 2008 sekitaR pukuL 10maLam,,,

HATI-HATI MUNGKIN SELANJUTNYA GILIRAN ANDA...!!!

KuRang Lebih jam 10 maLam, waktu itu gue Lagi kena musibah,,, bukan apa", MotoR yang biasa nemenin gue kemana" tiba" maCet d daeRah 'Tiiiiittt'(sensoR), yang emang katanya tu itu daeRah yang Lumayan angkeR... hihihi,,,
akhiRnya gue nitipin motoR gue d Rumah temen gue yang g Jauh daRi situ... yah gue siyh mau aJa [pas temen gue nawaRin buat nganteRin gue ampe Rumah... tapi pas gue ngeLiat Jam tangan gue yang udah nunJukin Jam 10maLem gitu, gue Jadi nggak tega ama temen gue itu... yahhh ntaR tu temen gue bisa puLang tengah maLem boLong dong dong dong, mana dia kan Cewek,,, akhiRnya gue membeRanikan diRi buat puLang, dan setelah ngitung kanCing baJuu gue, gue dapet CARA PULANG DENGAN AMAN yaitu dengan NAIK ANGKOT,,, hohOho,,,

AkhiRnya gue nuggu angkot di pinggiR JaLan utama itu. dan gue nunggu angkotnya nggak sendiRi... tapi di situ udah ada Seorang wanita tengah baya (nenek-nenek untuk Lebih tepatnya), umuRnya yah... sekitar 63 tahun keLiatannya sih abis beLanJa beLanJi gitu... habisnya dia membawa pLastik item gede gitu... ihhh waktu itu gue ngiRa itu isinya kepala oRang...hihihi,, teRnyata itu isinya buah"an.... yah gue tau soaLnya tu nenek ngeLuaRin JeRuk dan memakannya sambiL nunggu angkot....

Sudah kurang lebih 20 menit gue dan nenek nunggu angkot (mikrolet) tapi beLum ada angkot satupun. Memang biasanya angkot udah beRhenti beRopeRasi Jam 21.30 paLing maLam, namun entah mengapa, gue meRasa bahwa masih ada angkot yang akan membawa gue puLang...

SeteLah 35 menit nunggu..busettt Lama kan!! akhirnya beneR, angkot yang ditunggu" muncuL.
HaL yang tidak biasa teRJadi...
LaLu naikLah gue dan sang nenek ke daLam angkot yang beRisi 3 orang.. 1orang supir dan 2 orang penumpang lain yang kedua-2nya adalah seorang wanita cantik, berambut panjang, dengan pakaian pesta berwarna putih (broken white tepatnya)..

Gue sempat berpikir..." aneh sekali....dua orang wanita cantik berpakaian pesta warna putih, pada malam hari begini naik angkot" Tapi sang nenek tidak mau meneruskan apa yang ada di pikirannya, walaupun bulu kuduknya sudah mulai berdiri.

Terjadilah suasana yang dingin, hening tanpa suara pada angkot tersebut. Sang supir-pun hanya menyupir tanpa menengok atau mengeluarkan suara sedikitpun.. cara menyupirnya pun cenderung kasar,
dan ngebut-ngebutan. ..

Gue nggak sabaR buat CepeT" sampe di deket Rumah gue... Sampai akhirnya... gue tiba di jembatan biasa tempat gue turun. dan anehnya sang nenek pun iku tuRun!!!!
gue udah membaYaR angkot itu, Sang nenek, etelah menyiapkan selembar uang Rp.10 ribu-an (karena memang tinggal satu lembar uang 10 ribuan yang dia punya) untuk membayar angkot, Sang nenek lalu memberhentikan angkot tersebut
"Bang...kiri, bang.."
Sang supir langsung memberhentikan angkotnya dengan rem mendadak tanpa bersuara..

Lalu sang nenek turun, dan menyerahkan lembaran uang Rp. 10 ribu terakhirnya melalui jendela pintu depan angkot... sambil menunggu kembalian ongkosnya.. Tapi ternyata.... ......

Sang Supir langsung menginjak gas dan meninggalkan nenek tersebut tanpa mengembalikan uang sang nenek...
Nenek itu berteriak... "DASAR ANGKOT
SETAAAAAAAAANNNNNNN ....!!!!! !!!!!!!!! "
.........
...........