|
Siluman Penghuni Sungai Cipunagara |
Karena lambaian tangannya akupun berenang mendekatinya padahal menurut temanku dia tidak melihat sosok siapapun disana. Setelah aku mendekat, dia langsung menarik lenganku dan mengajak berjalan-jalan, yang paling aneh tiba-tiba aku dan dia sudah berada ditengah taman bunga yang amat asri. Saat itu aku benar-benar terpesona akan kecantikan paras dan tubuh sintal yang selalu bergayut manja disampingku. Tubuhnya yang menguarkan bau yang harum memabukan dan tatapan mata yang tajam mampu menghipnotis jiwa dan ragaku hingga luluh lantak tak berdaya.
Di taman nan indah dan asri itu kami bercengkrama dan saling mengenalkan diri masing-masing namaku nawang ayu siapa nama akang ucapnya mengenalkan diri sambil balik bertanya. Ahmad warga kampong dekat sini jawabku menyambut uluran tangannya sementara mataku tak lepas menatap tubuhnya yang amat sempurna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dimana nyai tinggal dan dengan siapa tanyaku ingin tahu. Ya inilah tempatku, aku tinggal bersama orangtuaku, ujarnya sambil tersenyum manis. Hah.. nyai tinggal ditaman ini selorohku pura-pura terkejut.
Ya bukan ditaman ini, ya disana dirumah kedua orangtuaku, sahutnya sambil bersandar manja.
Bersamaan dia menunjuk tampak didepanku tampak bangunan megah yang belum pernah kulihat seumur hidupku. Padahal sebelumnya aku tak pernah melihat bangunan apapun disana .
Akang ahmad sudah punya istri?? Selidiknya ingin tahu. Belum, mana ada gadis yang mau sama orang seperti aku, kataku merendah. Ah akang bisa aja padahal nyai juga mau jadi istri akang, asal akang juga mau jadi istri nyai, ucapnya terus terang. Mendadak jantungku berdetak kencang mendengar kesungguhannya. Mau tidak jadi istri nyai? Tanyanya penasaran. Akang ingin ketemu dulu dengan orang tua nyai, kataku memohon. Kenapa tidak? Ayo ikut nyai sekarang. Ajaknya sambil menarik tanganku beranjak meninggalkan taman bunga.
Kamipun berjalan diatas bebatuan selebar dua meter yang tertata rapih dan memanjang hingga kedepan bangunan mewah didepan sana. Dikiri kanannya ditumbuhi aneka bunga nan harum semerbak. Bak dua insane yang telah lama menjalin cinta kamipun berjalan bergandeng tangan dan sesekali diselingi saling peluk.
Semakin dekat aku semakin terpana menyaksikan kediaman kedua orangtua Nawang Ayu. Aku sempat merasa rendah diri pasalnya jauh sekali dengan tempat tinggal orang tuaku. Melihat hak itu nawang ayu masih tetap memaksaku masuk kedalam rumahnya. Diseberang meja tampak duduk seorang lelaki dan wanita paruh baya yang berwajah anggun penuh wibawa.
Kang ahmad ini bapak dan ibuku ujar nawang ayu mengenalkan kedua orangtuanya sambil tertunduk lesu dan rasa malu yang teramat sangat aku hany bisa mengangguk dan dengan kelu menyebut namaku rasanya aku tak sanggup menatap keduanya kala itu aku ibarat tahanan yang menunggu vonis hakim. Pak, bu, ini temen nyai yang ingin ketemu namanya ahmad ucap nawang ayu seolah ingin menyadarkanku maksud kedatangan ku. Dimana nak ahmad tinggal dikampung bojong jawabku singkat. Ayo jangan malu-malu...... ayo katakan kepada bapak maksud kedatangan nak ahmad kesini timpal nawang ayu sambil tersenyum. Ayo katakana nak ahmad kata wanita tua itu menyuruhku bicara terus terang.
Sebenarnya saya dating kesini untuk melamar puteri bapak dan ibu, tuturku dengan diliputi rasa was-was. Kapan utusan dari keluarga nak ahmad akan dating kesini? Tanya bapak nawang ayu. Dengan sepontan dan tanpa sadar aku menyebut hari tanggal dan bulan lamaran nanti. Padahal secara akal sehat mustahil aku akan melangsungkan pernikahan selain belum memiliki persediaan sebagaimana lelaki suku sunda, aku juga tidak tahu apakah kedua orang tuaku berkenaan atau tidak.
Kemudian bapak nawang wulan berkata yang berisi ancaman bila aku ingkar janji. Camkan nak ahmad, janjimu itu harus ditepati apa bila ingkar rohani dan jasmani mu akan berubah seperti kami.
Dan setelah mengakhiri kata-katanya tiba-tiba suasana menjadi gelap gulita. Ketika terang, wujud nawang ayu pun sudah berubah dari pusat sampai bagian bawah tubuhnya berubah menyerupai seekor uadng begitu juga kedua orangtuanya. Setelah aku melihat wujud mereka yang sebenarnya, perlahan.. tubuh ku melesat terbang keatas dan tiba-tiba aku sudah berada di permukaan sungai cipunagara dengan perlahan aku berusaha berenang menepi. Dan aku ditemukan oleh warga yang memang sejak semalaman mencariku.
Aku bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Kata temanku yang mandi bersamaku, saat aku mandi di sungai aku tenggelam dan hilang disungai, dan saat dicari oleh warga, mereka tidak berhasil menemukanku. Mereka bingung karena mustahil ada yang bisa bertahan dan hidup didalam air semalaman. Setelah itu aku dibawa pulang warga, setibanya dirumah aku menceritakan semua kejadian yang aku alami kepada keluargaku. Rupanya orangtuaku mempercayai dan menanggapinya dengan serius.
Akupun dibawa ke seorang paranormal di indramayu, yang dianggap bisa mengobati, hasilnya untuk sementara aku harus menetap dimushola sampai batas waktu yang aku janjikan akan menikahi putrid siluman itu. Bila siang aku tidur dan malamnya aku berjaga ditemani beberapa orang yang terus mengaji melantunkan ayat-ayat alqur’an sepanjang malam dan baru berhenti saat subuh tiba. Begitulah hari-hari yang kulalui sampai waktu yang kujanjikan lewat.
Dan benar setelah aku kembali dan beberapa hari tinggal dirumah, tiba-tiba ada wanita cantik yang misterius yang sedang mencariku dirumah, dan saat aku dipertemukan oleh ayahku dengan wanita itu, tiba-tiba wanita itu menggelengkan kepala dan menyatakan bukan diriku yang sedang dia cari.